Manajemen Pendidikan Teknik Otomotif

Selamat Membaca

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday, 22 July 2020

Pengecekan Piston

Piston atau torak atau juga sering dengan seher merupakan bagian dari komponen-komponen utama pada mesin kendaraa. Piston sendiri berfungsi untuk menerima dan meneruskan tenaga hasil pembakaran kemudian tenaga tersebut akan disalurkan ke poros engkol (crankshaft) melalui batang piston (connecting rod).

Piston akan bekerja naik turun di dalam silinder selama mesin beroberasi. Bagian atas piston atau kepala piston akan menerima ledakan hasil pembakaran sedangkan bagian samping dinding piston akan bersinggungan dengan dinding silinder.

Lama-kelamaan piston akan mengalami keausan, dan apabila hal ini terjadi maka performa mesin akan menurun. Oleh sebab itu apabila piston telah aus harus dilakukan langkah perbaikan atau penggantian.

Untuk dapat menentukan bahwa piston itu telah aus berlebihan sehingga harus diperbaiki atau diganti maka perlu dilakukan pemeriksaan dan pengukuran. Keausan piston tidak akan terlihat hanya dengan dilihat dengan mata atau secara visual sehingga diperlukan pengukuran.

Pemeriksaan dan pengukuran piston ini tidak dapat dilakukan tanpa melakukan pembongkaran mesin atau over houl karena piston ini terletak di dalam mesin sehingga apabila akan melakukan pemeriksaan dan pengukuran piston ini harus melakukan over houl.

Salah satu pemeriksaan yang dilakukan pada piston adalah pemeriksaan diameter piston. Diameter piston ini diukur menggunakan alat ukur kemudian hasil ukuran yang di dapatkan dibanding dengan diameter spesifikasinya untuk dapat menentukan bahwa piston telah rusak atau tidak.

Sebelum melakukan pemeriksaan dan pengukuran diameter piston maka lakukan pembersihan pada bagian-bagian piston antara lain :
  1. Dengan menggunakan scrap bersihkan bagian atas kepala piston dari kemungkinan adanya kerak karbon akibat dari proses pebakaran.
    3 Langkah Membersihkan Piston; Mengukur Diameter-Teknisimobil.com
  2. Dengan menggunakan sikat kawat halus bersihkan bagian-bagian piston.

MotorMobile.Net

  1. Dengan menggunakan pembersih alur ring piston atau dengan menggunakan patahan ring piston yang sudah tidak terpakai, bersihkan bagian alur piston.
    Kata siapa pakai pertamax plus bisa membersihkan mesin? Pakai ...

Dalam proses melakukan pembersihan piston di atas yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai merusak piston.

Peralatan yang digunakan untuk mengukur diameter piston yaitu dengn alat ukur micrometer luar. Penggunaan alat ukur micrometer luar ini dikarenakan alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang tinggi sehingga hasil pengukurnnya dapat mendekati akurat.

Pengukuran diameter piston ini bertujuan untuk menentukan apakah piston masih dapat digunakan atau piston harus diganti.

Langkah pengukuran diameter piston yaitu dengan menggunakan alat ukur micrometer luar ukurlah diameter piston dengan sudut yang benar yaitu posisi tegak lurus dengan lubang pin piston dan dengan jarak dari kepala piston seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
3 Langkah Membersihkan Piston; Mengukur Diameter-Teknisimobil.com

Pengertian Sistem Pemindah

Mekanisme yang digunakan untuk memindahkan tenaga dari mesin menuju ke roda disebut dengan sistem pemindah tenaga atau power train.

Sistem pemindah tenaga sendiri terdiri dari beberapa komponen, Komponen Sistem Pemindah  yaitu kopling (clutch), transmisi (transmission), poros propeller (propeller shaft), gardan (differential), poros axle (axle shaft) dan drive shaft.

Komponen Sistem Pemindah pada kendaraan yang pertama adalah komponen kopling, baik pada kendaraan mobil maupun kendaraan sepeda motor pasti menggunakan komponen kopling.

Komponen kopling ini terletak diantara mesin dan transmisi, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Kopling sendiri terbagi menjadi dua tipe berdasarkan cara kerjanya yaitu kopling manual dan kopling otomatis.

Sedangkan tipe kopling berdasarkan jumlah platnya dibagi menjadi dua yaitu kopling plat tinggal dan kopling plat ganda.

Sedangkan tipe kopling berdasarkan kondisi kerjanya dibagi menjadi dua yaitu kopling kering dan kopling basah.
Fungsi Komponen - Komponen Pada Kopling Dan Pemeriksaannya - lks ...
Fungsi kopling kendaraan sendiri yaitu untuk menghubungkan dan memutuskan putaran dari mesin ke transmisi.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi kopling yaitu :
  • Kopling harus dapat menghubungkan putaran dari mesin ke transmisi dengan lembut.
  • Dapat memindahkan tenaga putaran dari mesin ke transmisi tanpa terjadi slip.
  • Dapat memutuskan hubungan mesin ke transmisi dengan cepat dan baik.

Syarat-syarat kopling diatas harus terpenuhi guna menunjang kinerja kopling agar tetap optimal.

Selain itu, untuk dapat menunjang kinerja kopling agar tetap optimal maka kopling juga harus dirawat dengan baik. Perawatan yang perlu dilakukan pada kopling antara lain :
  • Perhatikan setelan kopling, meliputi setelan kebebasan kopling dan jarak main kopling. Jika setelan kopling ini tidak sesuai dengan spesifikasi maka lakukan penyetelan dan sesuaikan dengan standar spesifikasi pabrik.
  • Pada penggerak kopling tipe hydrolik, selalu perhatikan jumlah dan kualitas minyak kopling (biasanya menggunakan minyak rem) yang berada pada reservoir diatas master silinder kopling. Selain itu periksa apakah terjadi kebocoran pada master silinder kopling dan periksa apakah terdapat udara pada saluran sistem hidrolik kopling. Jika terdapat kebocoran dan udara pada sistem maka segera lakukan langkah perbaikan.
  • Pada tipe kopling kering (yang digunakan pada mobil jenis kopling manual), periksa apakah ada rembesan oli yang masuk ke kopling. Jika terdapat oli pada kopling tipe kering ini maka dapat mengakibatkan kopling slip.
  • Periksa kondisi kampas kopling apakah sudah mulai aus berlebihan atau masih dalam batas normal (hal ini dilakukan dengan memeriksa ketebalan kampas kemudian sesuaikan dengan spesifikasi). Jika kampas sudah habis maka lakukan pergantian.

Selain perawatan pada kopling yang harus selalu diperhatikan, perhatikan juga perilaku dalam berkendara guna menjaga kopling agar tetap awet, antara lain :
  • Hindari kendaraan untuk menerjang banjir saat kondisi hujan.
  • Minimalkan menggunakan setengah kopling (pada kopling manual) apalagi digunakan saat jalan menanjak.
  • Jangan melepaskan kopling dengan kasar.
  • Lakukan pemindahan gigi transmisi dengan benar.
  • Jangan menekan kopling terlalu lama.
  • Jangan membiarkan kendaraan lama tidak digunakan, karena komponen kopling dapat mengeras jika lama tidak digunakan.

Poros Propeller

Poros propeller (propeller shaft) atau juga sering kita menyebutnya poros kopel merupakan salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga dan poros propeller ini terdapat pada tipe kendaraan FR (Front Wheel Rear Drive) dan 4WD (Four Wheel Drive) dimana jarak antara mesin dengan roda penggerak berjauhan sehingga memerlukan komponen tambahan agar dapat meneruskan tenaga putar dari mesin ke roda belakang. Poros propeller terletak diantara transmisi dan differential (gardan). Untuk lebih jelasnya tentang letak poros propeller perhatikan gambar di bawah ini :
Fungsi poros propeller yaitu untuk meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari transmisi menuju ke differential. Kontruksi poros propeller dibuat sedemikian rupa agar saat memindahkan tenaga putar dari transmisi ke differential dapat dilakukan dengan lembut tanpa dipengaruhi dari kondisi permukaan jalan dan banyaknya beban. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawa ini :
Lebih jelasnya, fungsi dari poros propeller antara lain :
  • Untuk dapat meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari transmisi menuju ke differential dengan lembut
  • Untuk meneruskan tenaga atau memindahkan tenaga putar dari transmisi menuju ke differential pada saat kendaraan berjalan pada jalan yang tidak rata (naik turun)
  • Dapat menyesuaikan terhadap perubahan jarak antara transmisi dengan differential ketika kendaraan berjalan pada jalan yang tidak rata.

Pada umumnya poros propeller terbuat dari bahan tabung pipa baja yang memiliki kekuatan tahanan (ketahanan) terhadap gaya puntir. Pada poros propeller juga dilengkapi dengan balance weight (bandul penyeimbang) yang terpasang pada bagian luar pipa poros propeller dengan tujuan pemasangan dari balance weight adalah untuk menjaga poros propeller agar tetap seimbang ketika berputar sehingga tidak terjadi getaran pada poros propeller saat berputar.

Komponen-komponen utama poros propeller dan fungsinya :
Slip yoke
Slip yoke berfungsi untuk menghubungkan poros output transmisi ke sambungan universal atau universal joint pada bagian depan.
Front universal joint
Front universal joint atau sambungan universal depan berfungsi untuk mengikat slip yoke pada drive shaft atau poros penggerak.
Drive shaft
Drive shaft atau poros penggerak berfungsi untuk meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari front universal joint ke rear universal joint (sambungan universal pada bagian belakang).
Rear universal joint
Rear universal joint atau sambungan universal belakang berfungsi untuk melenturkan sambungan yang menghubungkan antara poros penggerak (drive shaft) ke yoke.
Yoke
Yoke berfungsi untuk memegang rear universal joint (sambungan universal belakang) dan menghubungkan poros propeller ke differential belakang.

Tipe-tipe poros propeller :
Pada umunya poros propeller terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe 2 universal joint dan tipe 3 universal joint
Tipe 2 universal joint
Pada poros propeller tipe 2 universal joint, poros propeller ini memiliki 2 buah sambungan universal (universal joint). Perhatikan gambar dibawah ini :
Tipe 3 universal joint
Pada poros propeller tipe 3 universal joint, poros propeller ini memiliki 3 buah sambungan universal (universal joint). Perhatikan gambar dibawah ini :
Universal join yang terdapat pada poros propeller harus dapat mengatasi segala kondisi untuk menyalurkan tenaga putar dari transmisi ke differential jika poros propeller sedang berputar tanpa mengalami kerusakan atau patah. Sehingga pada universal joint harus memenuhi beberapa syarat di bawah ini :
  • Harus dapat menghindari dari kemungkinan terjadi kerusakan pada saat poros propeller bergerak naik turun.
  • Harus dapat berputar halus tanpa adanya suara (berisik).
  • Harus memiliki kontruksi yang sederhana dan tidak mudah rusak.

Jenis-jenis sambungan universal (universal joint)dilihat dari kontruksinya dapat dibedakan menjadi :
Hooke’s joint
Pada universal joint jenis hooke’s joint terdapat 2 macam yaitu tipe solid bearing cup (sambungan universal yang dapat dibongkar) dan tipe sheel bearing cup (sambungan universal yang tidak dapat dibongkar). Jenis hooke’s joint dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Slip joint
Panjang dari poros propeller dapat berubah-ubah karena disebabkan adanya perubahan jarak atau posisi dari transmisi dan differential. Pada bagian ujung poros propeller yang terhubung pada output transmisi dihubungkan dengan alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini bertujuan agar panjang dari poros propeller dapat menyesuaikan dengan jarak antara output transmisi dengan differential.

Trunion joint
Pada universal joint jenis trunion joint, sambungan ini merupakan kombinasi dari jenis hooke’s joint dengan slip joint. Didalam bodi terdapat alur yang berfungsi sebagai tempat masuknya poros propeller dan ujung pin dipasangkan ball. Model ini sudah jarang digunakan, karena dalam pemindahan tenaga putar dari mesin kurang baik dengan jenis slip joint sendiri.

Flexible joint
Pada universal joint jenis flexible joint ini terdiri dari karet kopling yang keras dan terletak diantara dua buah yoke yang berbentuk kaki tiga.
Constant velocity joint
Pada universal joint jenis constant velocity joint dapat memindahkan gaya putar lebih lembut dibandingkan dengan jenis hooke’s joint

Pengertia Alat Ukur



Alat ukur merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengukur. Dalam perbaikan dan servis di bidang otomotif juga juga digunakan berbagai peralatan-pelatan untuk mengukur.

Alat-alat ukur dibedakan menjadi tiga macam yaitu alat ukur mekanik, alat ukur elektrik dan alat ukur pneumatik.

Alat ukur mekanik yaitu alat ukur yang penggunaanya secara mekanik. Alat ukur mekanik ini pada umumnya diunakan untuk mengukur panjang, lebar, kedalaman, diameter luar dan diameter dalam sebuah benda.

Skala pengukuran yang digunakan sering digunakan pada alat ukur mekanik ini adalah skala metrik dan skala inchi.

Sedangkan alat ukur elektrik yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik antara lain tegangan, arus, tahanan dan lain sebagainya. Selain itu, alat ukur elektrik pengoprasiannya membutuhkan daya listrik.

Sedangkan alat ukur pneumatik yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan. Selain itu, pengoprasiannya juga dengan memanfaatkan tekanan. Skala ukuran tekanan pada alat ini antara lain Psi, kPa, Bar, kg/cm2 dan lain sebagainya.

Macam-macam alat ukur mekanik
1. Mistar baja
Mistar baja atau penggaris baja merupakan salah satu alat ukur mekanik dan memiliki fungsi untuk mengukur panjang, lebar, ketinggian ataupun kedalaman suatu benda. Skala ukuran pada mistar baja ini memiliki tingkat ketelitian 0,5 mm atau 1 mm.

Panjang dari mistar baja juga bervariasi, panjang mistar yang sering digunakan di bengkel otomotif adalah mistar baja yang memiliki panjang 300 mm atau 30 cm dan mistar baja yang memiliki panjang 500 mm

2. Penggaris gulung (measuring tape)
Penggaris gulung ini terbuat dari bahan pita baja yang digulung. Penggaris gulung memiliki berbagai macam ukuran, adanya ukurannya sampai 2000 mm atau 2 m, ada yang ukurannya sampai 5000 mm atau 5 m, bahkan ada yang ukurannya sampai 15000 mm atau 15 m.

Skala ukuran yang terdapat pada penggaris gulung ini dibedakan menjadi dua skala, yaitu ada yang menggunakan skala metrik dan ada yang menggunakan skala inchi.

Penggaris gulung atau measuring tape berfungsi untuk mengukur panjang, lebar, kedalaman atau ketinggian yang memiliki jarak yang luas.

3. Busur derajat (protactor)
Busur derajat atau protactor memiliki bentuk setengah lingkaran dan dilengkapi dengan sepotong logam lurus dan panjang yang dihubungkan pada bagian setengah lingkaran yang dapat digerakkan disekeliling titik putarnya untuk mengukur sudut.

Busur derajat atau protactor ini berfungsi untuk mengukur atau memeriksa sudut-sudut suatu benda. Alat ini dapat mengukur sudut dari benda hingga 1800.

4. Outside caliper
Outside caliper berfungsi untuk mengukur diameter luar, mengukur dimensi luar dan memeriksa apakah permukaan luar dari benda yang diukur sejajar atau tidak.

Outside caliper terdapat dua kaki sebagai pengukur,serta titik putar pegas (spring pivot point) dan sekrup penyetel (adjustment screw).

Cara penggunaan outside caliper adalah dengan cara membengkokkan kedua kakinya ke arah satu sama lainnya pada bagian ujun kaki untuk mendapatkan hasil pengukuran.

5. Inside caliper
Inside caliper berfungsi untuk mengukur diameter bagian dalam, mengukur dimensi bagian dalam dan untuk memeriksa apakah permukaan bagian dalam suatu benda sejajar atau tidak.

Inside caliper memiliki dua kaki yang dihubungkan dengan spring pivot point serta memiliki sekrup penyetel (adjustment screw) untuk menahan kedua kakinya saat pengukuran agar kedua kaki tidak bergeser.

6. Depth gauge
Depth gauge atau alat pengukur kedalaman berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu lubang.

Depth gauge terdiri dari kompoen penggaris baja kecil yang memiliki skala utama dan bagian geser yang terdapat skala vernier.

7. Valve spring tester
Valve spring tester berfungsi untuk menguji tingkat elastisitas dari pegas. Skala daya pegas standar memiliki skala maksimal 158 kg atau 350 lb.

8. Feeler gauge
Feeler gauge berfungsi untuk mengukur celah antar komponen dan untuk memeriksa keausan antar komponen.

Feeler gauge terdiri dari beberapa bilah tipis yang memiliki ketebalan yang berbeda-beda.

9. Vernier caliper
Vernier caliper atau juga sering disebut dengan jangka sorong memiliki fungsi untuk mengukur diameter luar suatu benda, mengukur diameter dalam suatu benda dan mengukur kedalaman dari suatu benda.

Jangka sorong memiliki beberapa bagian yaitu rahang bawah, rahang atas, pengukur kedalaman, sekrup pengunci, skala utama dan skala vernier/ nonius.

Jangka sorong memiliki beberapa tingkat ketelitian yaitu tingkat ketelitian 0,1 mm, tingkat ketelitian 0,05 mm, tingkat ketelitian 0,02 mm, tingkat ketelitian 1/128 inchi dan tingkat ketelitian 1/1000 inchi.

10. Outside micrometer
Outside micrometer atau micrometer luar memiliki fungsi untuk mengukur diameter luar suatu benda dengan tingkat ketelitian yang lebih teliti dibandingkan dengan jangka sorong.

Outside micrometer memiliki beberapa bagian, antara lain frame, anvil, spindle, lock, sleeve, thimble dan rachet stopper/ rachet knob.

Popular Posts

Definition List

Unordered List

Support

Popular Posts